Observatorium Bosscha Riwayatmu Kini

Observatorium Bosscha yang berada di ketinggian 1.310 meter (4.296 kaki) dibangun pada 1923

JurnalGuru.id — Observatorium Bosscha yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini, kini genap berusia 1 abad alias 100 tahun pada 2023.

Observatorium Bosscha yang berada di ketinggian 1.310 meter (4.296 kaki) dibangun pada 1923 oleh Perhimpunan Bintang Hindia Belanda (NISV) dengan dukungan dana dari Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di Malabar.

Staf Peneliti Observatorium Bosscha, Denny Mandey seperti dirilis Instagram @disdikjabar menjelaskan, dipilihnya Lembang sebagai observatorium tak lepas dari kondisi tanah yang tinggi dan terhindar dari polusi cahaya.

Jangan Lewatkan
1 of 138

Dua dekade lebih bekerja sebagai peneliti di observatorium tersebut memberikan suka duka tersendiri bagi Denny.

“Sukanya, kita bisa menemukan hal yang dulu tak pernah terpikirkan. Contoh, sistem keplanetan baru (yang dimiliki oleh bintang) jadi ilmu yang relatif baru beberapa puluh tahun terakhir,” ungkapnya saat ditemui di observatorium, Senin (16/1/2023).

Meski sudah 1 abad, namun seluruh peralatan di sini masih berfungsi dengan baik.

Wikipedia.org menulis, Observatorium Bosscha mengoperasikan sekitar 12 teleskop termasuk tiga buah teleskop radio dengan Teleskop Refraktor Ganda Zeiss 0.6 meter sebagai teleskop terbesar yang dipasang di kubah.

Sebagai observatorium, tidak berlebihan rasanya jika Observatorium Bosscha menjadi kiblat astronomi di Indonesia.

Sebab, sudah banyak hasil penelitian dan penemuan yang dihasilkan oleh observatorium yang didirikan oleh Karel Albert Rudolf Bosscha ini.

Sebagaimana diketahui, Observatorium Bosscha diserahkan kepada Pemerintah Indonesia pada tahun 1951 dan saat ini sepenuhnya dikelola oleh Institut Teknologi Bandung (ITB).

Baca Juga  Jelang PPDB SMP Rawan Praktik Pungli dan Jual Beli Kursi, Ini yang Dilakukan Disdik KBB

Pada 2004, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya.

Pada 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital Nasional.

Selanjutnya, Observatorium Bosscha ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya tingkat Nasional pada 2017 dan peringkat Kabupaten pada 2021.

Meskipun demikian, Observatorium Bosscha mengalami kesulitan mengamati langit karena adanya polusi cahaya dari aktivitas permukiman di Lembang dalam beberapa dekade terakhir sehingga terancam tutup.

Wikipedia.org menulis, karena gangguan polusi cahaya itulah observatorium baru akan ditambah. Ini untuk mengompensasi kendala di Observatorium Bosscha.

Tim riset astronomi Institut Teknologi Bandung memilih Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur sebagai lokasi observatorium baru tersebut.

Alasan dipilihnya Kupang sebagai tempat observatorium yang baru adalah langit malam di sana jauh lebih gelap dibandingkan di Lembang sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Observatorium Bosscha saat itu, Dr. Mahesana Putra (2012 – 2018).

Dengan rencana pemindahan ini juga diharapkan untuk lebih memajukan lagi bidang antariksa di Indonesia.

Comments
Loading...