Kasus Guru Culik Siswa Cermin Buruknya Sistem Keamanan Sekolah
Otak dan motif penculikan masih misterius
JurnalGuru.Id – SMP At Taqwa Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mengaku kecolongan karena tidak memilki prosedur penjemputan siswa yang baku dan gagal menyaring guru yang baik.
Pernyataan itu dirilis berkaitan dengan kasus penculikan salah satu murim SMP At Taqwa berinisial NA yang berusia 15 tahun.
NA sebagai anak berkebutuhan khusus tersebut diculik oleh Galang (28), seorang guru olahraga sekaligus wali kelas di SMP At Taqwa, Benda Baru, Pamulang, Tangsel.
Hal ini meruntuhkan kepercayaan orangtua yang sudah menitipkan anaknya kepada pihak sekolah untuk dididik dengan aman.
Kepala Sekolah SMP At Taqwa Budi Waluyo mengakui pihaknya belum memiliki prosedur penjemputan siswa yang baku sehingga N bisa berjalan keluar sekolah tanpa adanya pengawasan dari guru ataupun petugas satpam.
Mereka juga merasa kecolongan karena tidak bisa menyaring guru yang baik seperti Galang.
Awalnya tak ada yang menyangka pelaku penculikan adalah si gurunya sendiri yang belakangan diketahui bernama Galang.
Penculikan itu setelah NA mengikuti pelajaran di sekolahnya pada Rabu (21/6/2023).
Galang sempat berakting berpura-pura tidak tahu soal NA ketika ditanyai oleh orangtua korban. Galang bahkan ikut mencari NA.
Hal itu diungkapkan ayah korban, WS sesaat ia bersama istrinya mencari tahu keberadaan NA ke sekolah tersebut.
WS mulanya tak menaruh kecurigaan terhadap Galang yang notabene guru sekaligus wali kelas NA.
“Memang awalnya saya enggak mengira bahwa wali kelasnya itu pelakunya,” ucap WS seperti dikutip Tribunnews.Com.
WS menceritakan anaknya yang duduk di bangku kelas 8 itu disuruh pulang lebih awal oleh Galang.
Kepada NA, Galang itu menyampaikan bahwa orangtua NA sedang berada di Bandung.
NA lantas diminta untuk menyusul menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Galang di sekitar lingkungan sekolah.
Dalam penjelasannya kepada wartawan akhir pekan lalu, WS mengatakan bahwa Galang sengaja menyiapkan mobil dan bilang kepada NA untuk menyusul orangtuanya ke Bandung.
NA pun bergegas memasuki mobil tersebut pada pukul 09.15 WIB.
Pergerakan NA saat itu terekam kamera pengawas atau CCTV yang terpasang di toko petshop sekitar sekolah.
Sejak saat itulah NA dinyatakan hilang dan tanpa ada kabar selama 30 jam.
WS beserta keluarganya kemudian membuat laporan ke Polsek Pamulang sambil menyertakan bukti rekaman CCTV beserta nomor kendaraan mobil tersebut.
“Pas dapat plat nomor, saya langsung laporan ke polisi dan polisi langsung mulai bergerak,” kata WS.
Dalam pengejarannya, polisi akhirnya dapat menangkap Galang dan menemukan NA di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor.
“Pelaku sudah ditangkap duluan, baru anak saya ditemukan, tapi lokasinya enggak terlalu berjauhan,” ucap WS.
Secara terpisah, Kapolsek Pamulang, Kompol Fiernando Andriansyah menyebutkan bahwa saat ini kasus penculikan tersebut ditangani Polres Tangerang Selatan.
Dalam pengusutan, Galang ternyata mengaku disuruh seseorang
WS belum dapat memastikan siapa seseorang yang memerintahkan Galang untuk menculik putranya itu.
WS hanya mengetahui ada dua orang yang sudah ditangkap selain Galang dalam kasus penculikan tersebut.
“Harapan saya ini yang dua orang ini, saya mau tahu latar belakangnya siapa. Dan tadi malam infonya sudah ketangkap dua orang, tapi enggak tahu siapa sopirnya,” ucap WS.
Dan Polres Tangerang masih memburu orang lain yang menjadi otak dari penculinan NA.
Sumber: Tribunnews.Com
Tautan