Ronald Guru Penggerak Kota Bekasi Mengawali Karier dari Guru Honorer dengan Meninggalkan Pekerjaan di Bank
Sukses Jadi Ketua Pelaksana Temu Sapa Guru Pembelajar Kota Bekasi di Lagoon Avenue Mall.
Meninggalkan pekerjaan sebagai karyawan bank swasta dan menjadi guru honorer tidak mendapat hambatan dari pihak keluarga.
JurnalGuru.id – Meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan swasta dan memilih profesi guru merupakan keputusan yang jarang ditemui di kalangan masyarakat, terutama di wilayah perkotaan.
Tapi demikianlah perjalanan hidup seorang Ronald Stevanus Saptenno SPd.I. Ronald adalah satu dari sejumlah Guru Penggerak dari SDN Kayuringin Jaya XIX, Kota Bekasi.
Kepada JurnalGuru.id, pria yang akrab disapa Ronald itu mengaku pernah bekerja di salah satu perusahaan swasta sebelum memilih untuk menjadi seorang pengajar.
“Mungkin karena memang passion saya di sini (mengajar). Pendapatan yang saya peroleh ketika menjadi karyawan swasta jauh lebih besar daripada menjadi guru. Apalagi saya memulainya sebagai guru honorer,” ungkap pria kelahiran Bandung, Jawa Barat tersebut, Selasa (21/3/2023).
Ronald hijrah ke Bekasi pada 2006 silam. Semula ia hanya ingin meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi.
“Saya kuliah di Unisma. Di tahun 2007 saya lalu kuliah sambil bekerja untuk membiayai pendidikan dan kehidupan saya selama di Bekasi secara mandiri. Saya pernah bekerja di sebuah perusahaan yang berada di kawasan industri Cibitung. Pernah juga menjadi karyawan bank swasta ternama,” ungkap pria kelahiran 2 September 1988 silam itu.
Setelah mendapat gelar sarjana, Ronald mulai memfokuskan dirinya untuk menjadi seorang pengajar.
Ia mengawalinya sebagai guru honorer di sebuah Sekolah Dasar Negeri di wilayah Bintara, Kota Bekasi, dengan status guru honorer.
“Selama enam tahun menjadi guru honorer saya kemudian mendapat pengangkatan menjadi Tenaga Kerja Kontrak (TKK) guru SD di tahun 2017,” kenang Ronald menceritakan pengalaman hidupnya.
Keputusan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai karyawan bank swasta dan menjadi guru honorer, bahkan diakui Ronald tidak mendapat hambatan dari pihak keluarga.
Ia justru mengaku mendapat dukungan penuh. “Memang secara logika penghasilan seorang karyawan bank swasta jauh lebih besar ketimbang guru honorer. Tapi keluarga saya tetap memberi dukungan penuh terhadap keputusan saya itu,” akunya.
Dua tahun setelah menjadi TKK Guru SD, Ronald mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Berkat kesabaran dan tekadnya yang kuat, pria satu anak ini pun mendapat SK pengangkatan sebagai PNS pada 2020 dan mengajar di SDN Kayuringin XIX, Kota Bekasi.
Di sekolah ini pula Ronald mengikuti berbagai kegiatan komunitas dan organisasi guru. Salah satunya Kelompok Kerja Guru (KKG) Kota Bekasi.
“Di KKG Kota Bekasi ini, saya sekretarisnya dan ketuanya Pak Nano Karsono,” ungkap pria yang mendapat penghargaan sebagai Guru Inovatif Tingkat Provinsi Jawa Barat pada 2021 lalu.
Pada akhir Desember 2022, Ronald mengikuti pendidikan Guru Penggerak, sebuah program Kurikulum Merdeka sebagai hajatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia.
Program ini dirancang untuk melahirkan para pemimpin pendidikan masa depan yang mampu membawa kelahiran generasi Indonesia yang unggul.
“Di Kota Bekasi, program ini baru pertama kalinya. Kalau di tingkat nasional sudah lima kali. Jadi saya adalah angkatan kelima,” jelas Ronald.
Dari perjalanan hidupnya menjadi seorang guru serta pengalamannya berorganisasi itulah, tidak heran jika Ronald cukup percaya diri menjadi Ketua Pelaksana Temu Sapa Guru Pembelajar Kota Bekasi yang berlangsung di Lagoon Avenue Mall Bekasi, belum lama ini.
“Kegiatan tersebut berjalan lancar dan sukses karena partisipasi serta dukungan semua pihak jadi saya atas nama panitia berterima kasih kepada mereka,” tuntasnya. JUNIUS